Lokakarya Kurikulum bertujuan menggali masukan dari pemangku kepentingan, alumni, dan DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) untuk menyelaraskan program pembelajaran dengan kebutuhan zaman.
Sabtu, 19 Agustus 2023. Bertempat di ruang pertemuan FT203, gedung baru Fakultas Teknik, Kampus II Unwahas Gunungpati. Segenap dosen prodi S1 Teknik Mesin berkumpul, berdiskusi, dan menyamakan persepsi tentang kurikulum berbasis luaran (Outcome Based Education). Peserta didampingi seorang narasumber dari Kaprodi S1 Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia, yang sudah terakreditasi Unggul.
Kajur Teknik Mesin Unwahas, M Dzulfikar, MT., dalam laporannya menyampaikan bahwa JTM Unwahas sudah memperbaiki kurikulum pada tahun 2020. Dokumen tersebut mengikuti arahan mendikbud, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk berkegiatan dengan model Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Perubahan tersebut juga didukung oleh asosiasi Badan Kerja Sama Teknik Mesin, dalam wujud penyegaran model kerja sama dan pertukaran sumber daya.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Teknik Unwahas, Dr. SM Bondan Respati, mendukung baik program lokakarya peninjauan ulang kurikulum. Dalam rangka akreditasi program studi menuju unggul, perlu persiapan panjang. 1 hingga 2 tahun ke depan. Beliau juga mendorong adanya perbaikan capaian pembelajaran yang mutakhir dan sesuai kebutuhan anak didik.
Dr. Muhammad Khafidh, membawakan materi penting berjudul Penyusunan Kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) pada sesi pagi. Dan, Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) berbasis Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada sesi siang.
Masukan berharga ini menjadi wawasan baru bagi segenap dosen Teknik Mesin. Untuk mempersiapkan pembelajaran yang berdampak bagi mahasiswa. Kurikulum juga menjadi selaras dengan visi dan misi perguruan tinggi yang khas. Serasi dengan masukan dari asosiasi. Konsisten dengan arahan dari Kementerian Pendidikan.
Di era masa depan yang tidak menentu dan kian menantang. Mari kita ingat-ingat pesan Bapak Presiden kita, sbb.:
“78 tahun sudah para pejuang dan pendiri bangsa “mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan” dengan cita-cita yang tak berubah sampai hari ini: menjadikan Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dalam rentang 78 tahun itu, Indonesia melalui rupa-rupa tantangan dan cobaan yang dapat kita lewati berkat semangat gotong-royong yang jadi sifat dasar bangsa ini. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Dan kini, kita tengah bersiap menghadapi tantangan baru di tengah persaingan antarbangsa yang kian sengit. Tahun 2030 nanti, Indonesia memasuki bonus demografi, ketika lebih dari separuh jumlah penduduk Indonesia berada pada usia produktif.
Dengan persiapan yang matang sedari dini, saya optimistis, kita akan dapat memanfaatkan bonus demografi itu dengan baik untuk membawa Indonesia menjadi negara yang maju. Kesempatan untuk itu hanya akan datang sekali, takkan terulang lagi, maka kita bersiap sejak hari ini.
Dirgahayu Republik Indonesia.”